Arsip

Archive for the ‘catatan harian’ Category

Sajak Permainan

Hari ini pagiku begitu cerah, lihatlah.
Matahari telah nampak naik sepenggalah
Ya. Musim sudah hendak berganti
Hujan sudah tak turun lagi untuk beberapa saat kedepan nanti.
Setidaknya selama enam bulan malai dari saat ini, bumiku akan hangat bermandikan yang cahaya mentari.

Dan lalu saya baca berita di media
Ditemani secangkir kopi pahit tentu saja
Ditemani secangkir kopi pahit, sepahit kehidupan yang entah di negeri ini
Aku baca berita pagi ini, tentu tentang polah pongah mereka yang jengah
Ayah, lebaran nanti kita pulang ke tempat simbah?
Tiba-tiba anak saya yang TK itu bertanya.
Oh, boleh Nak. Ayah sudah baca beritanya. Aku menjawab mantab berdasar sebuah berita.

Lalu anakku diam melanjutkan kesibukan bermain game di hp yang beberapa waktu lalu terpaksa aku belikan. Sekarang jaman serba online, jangan sampai generasi kita jauh ketinggalan.

Ya, anak sejak masih dalam kandungan perlu diperkenalkan teknologi yang kekinian.

Lalu teringat aku akan masa kecil dulu. Aku miskin teknologi. Tak ada radio tak punya tivi. Pagi sekolah lalu siang ke sawah. Bermain bola juga di sawah.
Tak hanya ketinggalan teknologi, di jaman dulu bahkan demokrasi seakan mati. Sedikit menyinggung pemerintah langsung diamankan tanpa perlu tahu kesalahan yang dilakukan.

Seperti waktu itu. Gegara menang main bola lawan anak pak lurah, temanku yang anak penjual teh itu digelandang, dipaksa keluar dari rumah untuk dipaksa mengalah jika bermain dengan keluarga lurah.

Dan aku diam, diam sediam-diamnya. Sedikit saja bersuara, bahaya besar akan datang mendera.
Lalu kepada siapa aku harus berharap? Tuhan, tolong hamba.

Semarang, Maret 2021

Tetap Dalam Kemumetan

Kredo blog Satap9.com, “berprestasi dalam kemumetan” itu bukan main-main. Betapa saya ini mumet dengan berbagai kesibukan yang saya munculkan sendiri.

Tapi mumet itu juga indah. Ibarat kata, saya ini “wong legan golek momongan”. Jika tidak paham bahasa jawa, saya bantu menerjemahkan. Wong legan itu artinya Baca selengkapnya…

NDELOK MANTEN

Ndelok Manten

Lain dulu lain sekarang. Jaman semakin maju dan berkembang. Ilmu pengetahuan dan teknologi melaju cepat seakan tanpa hambatan. Tahu-tahu kita sudah berada di jaman yang penuh dengan perubahan. Ya, kita tak dapat menampik adanya perubahan jaman. Apa ini pernah engkau rasakan?

ingat massa kecil dulu, saat sebutir telur dibagi menjadi tujuh. Itu nyata dan tak mengada-ada. Kita punya ayam tapi hampir tak pernah makan daging dan telor ayam. Sebab beberapa ekor ayam cukup untuk membayar biaya pendidikan. Maka pesta pernikahan tetangga adalah salah satu kesempatan. Baca selengkapnya…

Anjing Tin Tin

Sekedar Cerita

Saya punya seorang sahabat yang memelihara seekor anjing. Anjingnya tak terlalu besar, memang, tapi saya tak berani mengatakannya kecil. Jika Panjenengan pernah lihat film Rintintin, nah wajah anjing piaraan sahabat saya itu mirip sekali dengan wajah anjing milik Tintin. Saya pernah perhatikan, ada sedikit cacat di kakinya. Cacat bawaan kata sahabat saya. Meski cacat kaki, anjing itu mampu berlari cepat sekali. Pun jalannya normal, jika tak kita perhatikan dengan seksama. Bulunya lebat, taringnya runcing, tatapannya garang. Ngeri bagi yang belum mengenalnya. Tapi anjing tetap saja anjing; Dia akan tunduk dan patuh pada perintah si Empunya.

Seringlah saya berkunjung ke rumah sahabat saya itu. Tiap kali hendak berkunjung, saya selalu kirim pesan, “Tolong anjingnya diamankan.” Artinya anjing itu akan dicancang. Sebab kepada anjing, saya takut bukan kepalang. Pernah suatu hari saya dikejar hendak digigitnya, lari tunggang langgang dan kaki saya kejaduk-jaduk kursi dan juga meja. Memarlah kedua kaki saya. Aduuhh.. 5 hari belum sembuh sakitnya.
Waktu dulu memang saya pernah piara anjing. Tapi itu dulu, sewaktu masih kecil dan tinggal di kampung kelahiranku. Kini tak pernah lagi. Berganti sudah anjing dengan berbagai macam unggas. Pernah pula piara musang, namun tak lama. Si Musang yang kupiara sakit dan akhirnya mati saat kutinggal 4 hari bertamasya ke Pulau Madura.

Muncul pertanyaan pertama; Mengapa saya takut anjing?
Ya, memang saya takut jika dikejar anjing, meski jelas anjing itu jauh lebih kecil ketimbang saya. Jangankan anjing, ayam jago saja jika tajinya panjang dan berani ngabruk, bisa jadi saya akan takut dibuatnya. Meski jelas jika duel habis-habisan saya tak akan kalah juga.

Pertanyaan yang kedua; Apakah anjing tidak takut kepada saya?
Takut. Sebenarnya anjing itu takut. Kepada manusia, semua takut dibuatnya. Harimau juga, dedemit demikian pula. Sebenarnya semua makhluk takut dengan manusia. Dan untuk menutupi ketakutan itu, maka dia si anjing menyalak terlebih dahulu. Jika kita keder, dia akan mengejar. Kita bawa pentungan kecil saja, si anjing akan putar balik dibuatnya. Tapi rasa takut akan mampu membalikkan fakta. Saat melihat anjing menyalak, pikiran jernih hilang seketika. Lari adalah pilihan utama. Ahahaha..

Beberapa waktu lalu, saya kembali berkunjung ke rumah sahabat saya itu. Kali ini tak sendiri. Saya bawa teman, biarlah sekali-kali main keroyokan. Jika si anjing akan berbuat ulah, kita sepakat untuk memakannya mentah-mentah. Tapi rupanya sahabat saya sudah paham, anjing piaraannya langsung diamankan. Bisa jadi dia khawatir anjingnya akan kami cincang. Heran dech, meski sudah dirantai tetap saja dia menggonggong. Saat melihat saya lewat, dia menyalak keras, matanya melotot, kupingnya njepiping, taringnya dipamerin. Hiii.. takyuutt..

Tapi beda dengan teman saya yang datang dari Jakarta. Dia mendekati anjing itu, lalu menyapanya.
“Hallo, Su.. selamat malam.”
“Guk..gukk.. ghhrrrr…,” si Anjing tintin tetap tak mau menunjukkan rasa persahabatan.
“Santai Boss, santai..,” teman saya tetap mendekatinya sambil tangannya dadadada.

Si Anjing mulai goyah pertahanannya. Dia diam, duduk sambil mengibas-ngibaskan ekornya.
Lalu teman saya lewat di dekatnya sebab hendak cuci tangan di kran dekat tempat si Anjing tintin diamankan. Lengah teman saya, dikiranya anjing sudah tunduk kepadanya. Dia, teman saya, berjalan dengan santainya. Tiba-tiba, guk..guk.. guk.. ghhrrr….
Kaget, lompat dan lari menubruk apa saja yang ada itu teman saya.

Wahahahaha… saya tertawa terbahak-bahak tak ada hentinya, melihat teman saya jalan pincang, entah kakinya menabrak apa. “Anjing tetap saja anjing, Kawan,” kata saya. Mau dilawan berapa orang pun dia tetap mampu mengagetkan kita. Di saat tertentu memang dia diam, tak beraksi sama sekali. Tapi dia membaca kita. Begitu kita lengah, dia akan menyalak, menunjukkan taring dan mengejar kita. Tak peduli berapapun lawan yang ada di hadapannya. “Pancen asu.. ” ngunu ujare kancaku mau. Ahaha..

Baca selengkapnya…

CATATAN PERJALANAN APAHI

20 September 2016 Tinggalkan komentar

ttd-not1APAHI melanjutkan langkahnya kembali.

Malam itu, tanggal 13 Agustus 2016 saya benar-benar tidak bisa tidur. Bagaimana tidak, teman-teman pelopor APAHI dari Kota jakarta, Surabaya, Jogja, Solo, Nganjuk dan lain-lain masih dalam perjalanan di kedinginan malam. Ada yang berkereta api, ada juga yang naik bis AKAP. Teman dari Jogja ada yang bersepeda motor. Lalu tegakah saya tidur keenakan? Tentu tidak bukan? Maka saya hampir setiap jam memantau teman-teman yang di perjalanan melalui pesawat telephone yang saya namai HP Cethuk. Baca selengkapnya…

PLN oh PLN ;Pengalaman Pasang Baru Sambungan Listrik

7 Desember 2015 5 komentar

Beberapa bulan yang lalu saya memulai membangun rumah, sebab sudah bosen puluhan tahun jadi kontraktor. Tentu, di jaman sekarang ini kita butuh penerangan praktis, yang tidak bisa tidak harus berhubungan dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara). Pucuk dicinta ulam tiba. Beberapa minggu sebelum pembangunan selesai, ada seorang petugas BTL (Biro Teknik Listrik) mendatangi saya dan menawarkan jasa pemasangan instalasi listrik lengkap dengan KWh meternya. Dengan kata lain, saya ditawari jasa pemasangan sambungan listrik baru. Saya mengiyakan, tapi saya minta sabar untuk bulan berikutnya setelah pembangunan rumah mendekati selesai. Pada saat itu saya tanya mengenai biaya/tarif pasang sambungan listrik baru. Katanya bergantung dayanya. Untuk 900 watt biayanya Rp. 1.600.000,- dan jika 1300 watt biayanya Rp 2.700.000,-. Saya pilih yang 900 watt, karena belum butuh daya besar dan biaya lebih ringan, tentu saja. Baca selengkapnya…

Stand Up Comedy

29 November 2015 Tinggalkan komentar

Pesbuk Comemedy

Selamat malam..
Pelawak itu setiap polahnya selalu mengundang gelak. Entah gelak turu po gelak mlayu, gak eruh aku.
Ini serius.
Jika Anda melihat pelawak kok gak ngguyu, itu artinya kudu cepatcepat periksa. Jangan-jangan syaraf tertawa Anda sudah putus. Tidak percaya? E.. jangan dikira cuma syaraf cinta saja yang bisa putus ya. Syaraf kaya juga bisa. Jika Anda sudah jungkir jempalik kerja kok gak kaya-kaya, saya khawatir srayaf kaya Anda butuh dibawa ke tukang las. Baca selengkapnya…