Beranda > Uncategorized > KEBIASAAN KITA,MENCARI KESALAHAN UNTUK MENJATUHKAN

KEBIASAAN KITA,MENCARI KESALAHAN UNTUK MENJATUHKAN

Satu kebiasaan jelek yang umum kita miliki adalah mencari kekurangan atau kesalahan dan lalu menjatuhkan atau jika perlu memermalukan orang di depan publik. Kita akui saja. Contoh gampang, ketika Anda melihat pemain sulap. Apa yang Anda pikirkan ketika melihat pemain sulap memeragakan keahliannya? Saya kok agak yakin, Anda pasti akan mencari celah dimana letak kebohongan pesulap itu. Betul?

Kue Srabi

Maka begitulah kita. Tak hanya orang bodoh, bahkan mereka yang mengaku sebagai cerdik pandai pun tak jauh bedanya. Kita ini sudah terlatih untuk tidak mau menghargai kreatifitas teman sendiri. Dimana ada celah kekurangan, itulah bahan kita untuk segera menjatuhkan. Habibie dengan karyanya berupa pesawat terbang kurang hebat apanya coba? Di negara kita, seakan maha karya itu tak ada harganya. icari-carilah titik lemahnya, bukan untuk disempurnakan tetapi untuk dihentikan. Bagaimana kita mau maju jika kaum cerdik pandai pun berperilaku seperti itu?

Yang belakangan ini ramai diperbincangan di jagad medsos, Chintya Candranaya dengan silat Harimau Utara. Dia membuat konten youtube dengan gaya bertarung, kekuatan tangan saat memukul serta tendangannya. Terlepas itu sebagai konten hiburan atau apa, akhir-akhir ini banyak yang berkomentar miring atas segala aksinya. Boong, hoax, penipu dan entah sumpah serapah lainnya. Padahal jika kita mau mengamati, ada banyak konten dari luar negeri yang serupa dengan itu. Seorang yang memukul batu dengan tangan kosong hingga pecah, mematahkan besi baja, memecah durian dan lain-lain yang itu jika kita pikir seakan tak masuk akal. Mereka para pembully itu lebih suka mencela anak bangsa ketimbang orang luar.

Dan memang demikianlah kita. Tak pernah bangga dengan karya anak bangsa, saling serang antar saudara sendiri. Lalu bagaimana negeri kita yang kaya ini akan bisa maju jika kebiasaan itu kita biarkan danpa tindakan pencegahan? Orang baru melangkah lansung disleding tekle bahkan jika perlu hingga kakinya patah. Owalah..

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar